Sapiens Crowded

Milyaran tahun yang lalu sebelum sapiens terlahirkan kehidupan alam semesta terus berlanjut meskipun belum adanya sapiens, alam semesta tetap bekerja apa adanya dengan keinginannya sendiri. Zaman pun berlalu seiring waktu hingga lahirlah sapiens pada masa lalu dan meninggalkan bukti sejarah berupa tulang-belulang dari sapiens itu sendiri, peralatan yang dipakainya, fosil-fosil. Keberlanjutan runtutan keberadaan sapiens hingga kini adalah adanya evolusi dari perubahan-perubahan di masa lalu. Alam semesta ini bekerja tak henti-hentinya meskipun rekayasa memanipulasi, hingga menghasilkan peradaban sampai saat ini.

Milyaran tahun yang lalu sebelum sapiens terlahirkan kehidupan alam semesta terus berlanjut meskipun belum adanya sapiens, alam semesta tetap bekerja

Kecendrungan Sapiens Meneruskan Kehidupan
Meneruskan kehidupan merupakan proses regenerasi makhluk hidup. Begitu juga sapiens, sapiens cendrung mengestafetkan kehidupannya ke generasi berikutnya. Beranak pinang adalah kewajiban baginya untuk meninggalkan jejak-jejak kehidupan sebelumnya. Jejek-jejak ini bisa berupa benda-benda yang diolah, pengetahuan, warisan dan lain sebagainya.

Sapiens Membentuk Koloni
Dalam perjalanan hidup sapiens ini semakin meluas dalam penyebaran individu-individunya. Dengan berjalannya waktu tahunan, ratusan tahun, ribuan tahun, mereka semakin meluas wilayah geografisnya, maka terjadilah koloni-koloni antar mereka. Adanya koloni-koloni ini terjadilah perselisihan kehidupan. Perselisihan di segala bidang entah itu ekonomi, kemasyarakatan, organisasi dan lain-lain.

Perkembangan Pemikiran Sapiens
Tiba saat sapiens mencari jati dirinya dan alam alamesta ini dari mana. Berjuta-juta tahun yang lalu mereka menjalani kehidupanya apa yang di rasakan kemudian bertindak, mereka lapar kemudian mencari mangsa dengan berburu. Hari-hari kemudian, sapiens ini mulai berpikir apa yang di langit (benda-benda langit seperti bintang, bulan, matahari) di bumi (seperti tumbuhan, hewan, tanah, air bahkan dirinya sendiri). Pertanyaan ini muncul di pikirannnya.
Apakah sapiens ini menggunakan sains untuk menemukan jawabanya? ataukah mereka menerka-nerka dengan keyakinannnya. Kemudian terbentuklah ritual-ritual atas keyakinan tersebut.

Sapiens Berburu
Berburu merupakan kebutuhan hidup untuk melanjutkan kehidupannya. Sekembalinya dari berburu mereka membagi-bagi buruanya kepada keluarga dan kerabatnya. Dalam waktu yang tidak bersamaan kembali lagi sapiens kelaparan, sedangkan jaman sudah berlalu kehidupan makin bersaing. Sapiens terkuat memonopoli apa yang menjadi segala objeknya yang di permainkan, banyak objek-objek yang dipermainkannya termasuk keyakinan-keyakinan yang ada dalam pemikiran sapiens.
Dari berburu dan meramu dan sampai saat ini, sapiens mampu memonopoli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hingga banyak korban-korban dari sapiens itu sendiri. Bahkan menimbulkan peperangan.
Pada akhirnya puncak tertinggi rantai “makanan” adalah sapiens, dan akan memangsa sapiens itu sendiri.

Penutup
Pertanyaan dari pemaparan diatas adalah bagaimana agar hidup dengan kebahagiaan bersama?

Postingan populer dari blog ini

Makhorijul Huruf Hijaiyah dan Beberapa Sifatnya

Hidup adalah Kompetisi Secara Biologi? atau Aturan Main Manusia?