Pengenalan Warna pada Anak
Warna adalah elemen yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, perkembangan dan kemajuan teknologi, serta unsur aditif sebagai warna cahaya yang disebut spektrum dan subtraktif, sebagai warna bahan yang disebut pigmen atau warna yang terdapat pada material. Warna juga memiliki falsafah, simbol, dan emosi yang berkaitan dengan penafsiran makna dengan warna tertentu sebagai bentuk dari psikologi warna. Perkembangan ini berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu tentang warna dalam bidang filsafat, kesenian, keagamaan, kepribadian, semiotika,dan hermeneutika atau penafsiran.
Sejarah Perkembangan Warna
Melihat sejarah awal perkembangan warna, maka pandangan atau visi manusia adalah proses yang ikut terlibat secara aktif. Manusia sebagai mahluk yang sempurna akan melihat sesuatu dengan mata, kemudian mulai muncul dalam benaknya pemikiran tantang benda dan warna yang dilihatnya. Berawal sekitar 550 SM, Pythagoras melahirkan gagasan mengenai "sinar visual" dan "sinar okuler", bahwa sesuatu yang muncul dari mata adalah dalam garis lurus atau ekstra misi.
Pengenalan Warna Pada Anak
Kemampuan mengenal warna pada anak adalah kesanggupan anak dalam mengetahui warna dengan cara menunjuk, menyebut, dan mengelompokkan warna yang dimaksudkan melalui kegiatan-kegiatan pengenalan warna. Mengenal warna merupakan salah satu indikator sains termasuk ke dalam bidang pengembangan kognitif. Mengenalkan warna kepada anak dapat membentuk struktur kognitif, dalam proses pembelajaran anak akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya akan lebih kaya dan lebih dalam. Dalam hal ini anak mengetahui warna secara konsep berdasarkan pengalaman belajarnya.

Pengenalan warna pada anak dapat merangsang indera penglihatan otak. Warna juga dapat memancing kepekaan terhadap penglihatan yang terjadi karena warna yang ada pada benda terkena sinar baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat dilihat oleh mata.
Pembelajaran Warna pada Anak
Proses pembelajaran pengenalan warna mengacu pada pembelajaran yang sistematis, dalam penilaian hasil pembelajaranpun hendaknya dapat terukur dan teramati. Anak dapat menunjuk artinya anak mampu memperlihatkan warna dengan cara mengacungkan atau mengarahkan warna dengan jarinya, kemampuan tersebut dapat terbentuk melalui penguasaan bahasa dan motorik halus anak dengan pemahaman terhadap warna. Anak dapat menyebutkan artinya anak mampu mengucapkan atau menyatakan warna yang dilihat dengan benar, kemampuan tersebut dapat terbentuk melalui penguasaan bahasa anak dengan pemahaman terhadap warna, sedangkan anak dapat mengelompokkan artinya anak mampu menggumpulkan satu jenis warna menjadi satu, kemampuan tersebut dapat terbentuk melalui penguasaan bahasa anak dengan pemahaman terhadap warna. Kemampuan anak dalam hal menunjuk, menyebut, dan mengelompokkan warna ini sebagai dasar anak untuk membangun kemampuan kognitif.
Penutup
Salah satu yang mewakili ungkapan emosi adalah rasa. Rasa menjadi penentu akhir untuk sebagai memori visual. Hingga akhirnya kita sadar bahwa warna memiliki makna yang sangat dalam di kehidupan ini.